Putus dengan kekasih sudah pasti dikarenakan ada sebuah masalah dalam hubungan. Namun ketika perasaan sudah luluh kembali, hati kecil mungkin ingin memberikan kesempatan kedua untuk si dia. Karena penyebab putusnya hubungan sudah saling menyadari atau berat untuk meninggalkan banyak kenangan bahkan mungkin di terlalu baik dan sayang. Heemmmm . . . . . . . . Cinta memang aneh dan unik.
Jika Anda belum yakin akan kembali dengan sang mantan, ini dia tiga alasan yang tepat saat Anda memutuskan untuk kembali ke pelukan mantan, seperti dilansir All Women Stalk.
1. Benar-benar Telah Berubah
Sebelum memutuskan untuk kembali, pastikan si dia benar-benar telah berubah menjadi lebih baik. Untuk melihat perubahannya Anda bisa melihatnya dari Facebook, Twitter dan sikapnya setelah putus. Jangan terburu-buru melihat perubahannya, setidaknya Anda harus memberikan waktu untuknya agar bisa benar-benar berubah selama beberapa bulan.
2. Menerima Pelajaran
Salah satu hal terbaik saat putus cinta adalah mendapatkan pelajaran baru dalam sebuah hubungan. Dengan kesalahan yang lalu, Anda dan pasangan sama-sama belajar dari kesalahan. Jika Anda dan pasangan saling sadar akan hal itu, maka menjadi poin yang bagus jika keduanya ingin bersama lagi. Memperbaiki hubungan bersama-sama tentu akan lebih menyenangkan.
3. Keadaannya Telah Berubah
Alasan Anda bisa kembali lagi dengan si mantan adalah karena sekarang keadaannya telah berubah. Jika tahun lalu, Anda berpisah karena dia pindah kerja dan Anda tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh. Keadaan saat ini, si dia telah kembali ke kota Anda dan masih memiliki perasaan terhadap Anda, maka hal yang bagus jika Anda bisa bersama lagi.
Walau begitu, tidak semua kondisi bisa membuat Anda dan pasangan untuk kembali bersama. Seperti, ketika si dia sudah diberikan kesempatan berkali-kali namun tetap membuat kesalahan besar yang sama, maka tidak seharusnya Anda berpikir untuk balikan dengan si pria.
Alasan lainnya mengapa Anda tidak perlu balikan dengan mantan adalah jika dia sering selingkuh atau berlaku kasar pada Anda. Kedua sikap itu tidak bisa ditolerir.