Kalender Maya menginspirasi studi komunikasi baru yang mempelajari teori tentang kiamat.
Kalender Maya berakhir pada 21 Desember 2012. Berbagai teori mengenai kiamat menginspirasi kajian ilmu komunikasi baru di Universitas Texas Tech, Amerika Serikat.
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Chip Miller akan mengajarkan program yang dibuka pada musim gugur 2012 ini.
"Inspirasi kajian ini berasal dari histeria yang meliputi ihwal 2012 pada kalender Maya. Sepanjang sejarah, kita telah membuat prediksi kiamat yang menarik," ujar Miller.
Mahasiswa dapat belajar beragam teori mengenai kiamat. Mereka juga mempelajari dampak teori ini pada kehidupan sosial masyarakat.
"Pada program ini, kami akan mengeksplorasi berbagai cara kita memperbincangkan kiamat. Program ini akan mengaji implikasinya pada ruang publik. Di sanalah perdebatan terjadi, termasuk membahas kapasitas kita membuat perubahan pada masyarakat atau lingkungan sekitar. Saya pikir dua hal ini saling terkait," imbuhnya.
Firman
Penelitian Miller tidak melibatkan kiamat. Ide mengenai kiamat dan teori yang melingkupinya selalu menarik perhatiannya.
"Apabila kita mampu selamat melewati 2012 pun, masih banyak teori lain yang dapat terjadi. Saya tertarik pada setiap cerita yang membingkai atau memosisikan masyarakat kita dengan cara yang sedikit berbeda," imbuh Miller.
Zombie, bangsa Maya, kitab wahyu, fenomena Y2K, hingga transisi semua jam pada saat dunia berakhir menjadi contoh skenario yang telah ada tentang kiamat.
Kajian ini akan melandaskan ilmu pada teori-teori dari buku. Miller tidak yakin akan menggunakan Kitab Injil sebagai sumber materi pengajaran.
"Saya kira budaya kita, selalu tertarik pada cerita awal dan akhir dunia. Kita tertarik pada kisah di Kitab Kejadian, sama seperti kita terpesona dengan kiamat. Saya pikir ada elemen kuat dari teologi yang mempengaruhi budaya kita," urainya.
Program ini hanya satu bagian dengan sekitar 15 slot yang dibuka. Sebagai gambaran, sekitar 50 juta orang Amerika percaya dunia akan berakhir pada masa mereka hidup. Persentase ini membuka peluang pada kajian ilmu kiamat.
Tren pembahasan mengenai kiamat ini dipicu oleh kebosanan orang-orang pada keseharian mereka. Membicarakan kiamat seperti menjadi pelarian dari hal-hal duniawi.
"Saya berharap mereka mendapat pemahaman yang lebih baik tentang peran fantasi apokaliptik sepanjang sejarah. Program ini juga menggali peranan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita. Secara alamiah kita sesuai dengan tujuan itu, begitu juga di dalam agama," papar Miller seperti dilansir dari laman Dailytoreador.com.
Pria ini juga bergurau apabila bangsa Maya benar, maka tahun ini menjadi kesempatan terakhirnya mengajar tentang kiamat. (eh)
Vivanews