Share and Enjoy! :
Tak banyak dari kita yang mengetahui, sesungguhnya banyak fakta yang
tersembunyi, yang luput dari rekaman catatan sejarah di balik
kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Artikel ini
bertujuan untuk memamparkan beberapa fakta tersebut, dan dirangkum dari
berbagai sumber-sumber sejarah. Berikut ulasannya:
1. Pada tanggal 6 Agustus 1945, sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima, Jepang, oleh Amerika Serikat. Sehari kemudian Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
“Dokuritsu Junbi Cosakai” berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga “Dokuritsu Junbi Inkai”.
2. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di
Dalat, Vietnam, mengatakan kepada wakil dari Indonesia, yaitu Sukarno,
Hatta, dan Radjiman bahwa Pemerintah Jepang akan segera memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Jepang, pada waktu itu, menginginkan
kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tangga 24 Agustus 1945.
3. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Sutan
Syahrir, Wikana, Darwis dan Chairul Shaleh mendengar kabar tersebut
melalui radio BBC. Mereka (golongan muda) mendesak golongan tua agar
kemerdekaan Indonesia segera diproklamirkan.
4. Para pemuda, termasuk Chairul Shaleh, Sukarni dan Wikana kehilangan
kesabarannya. Dan pada dini hari pada tanggal 16 Agustus 1945, bersama
Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, mereka membawa Sukarno
(bersama Fatmawati dan Guntur yang ketika itu berusia 9 bulan) dan Hatta
ke Rengasdengklok, yang kemudian dikenal dengan nama “Peristiwa
Rengasdengklok”.
Tujuannya agar Sukarno-Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Kaum muda
berusaha meyakinkan Sukarno bahwa Jepang telah menyerah dan momentum
tersebut harus segera dimanfaatkan. Kemerdekaan Indonesia harus segera
diumumkan.
5. Penyusunan teks proklamasi dilakukan di rumah Laksmana Maeda (kini
jalan Imam Bonjol No. 1). Penyusunan itu sendiri dilakukan oleh Sukarno,
Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M Diah, Sudiro
(mbah) dan Sayuti Malik.
6. Pengetikan teks proklamasi dikerjakan oleh Sayuti Malik, dengan
menggunakan mesin tik yang diambil dari Kantor Perwakilan AL Jerman,
milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
7. Teks proklamasi rencananya akan dibacakan di Lapangan Ikada. Namun
dipindahkan ke kediaman Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang
Jln. Proklamasi No. 1), karena alasan keamanan.
8. Penyusunan teks Proklamasi berlangsung antara pukul 02.00-04.00 dini
hari. Kemudian ditulis di ruang makan di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
9. Acara kemerdekaan Indonesia dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan
pembacaan teks Proklamasi oleh Sukarno dan disambung dengan pidato
singkat tanpa teks oleh Beliau.
10. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih, yang
telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, Istri dari Bung Karno. Selanjutnya
disampaikan sambutan oleh Soewirjo, Walikota Jakarta saat itu dan
Moewardi, Pimpinan Barisan Pelopor.
11. Pada awalnya, Trimurti ditunjuk untuk menaikkan bendera, namun ia
menolaknya. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendradiningrat, seorang
petigas PETA, dengan dibantu oleh Soehoed. Adapun seorang Pemudi yang
muncul dari belakang, membawa nampan berisi Merah Putih tak diketahui
namanya.
12. Setelah upacara selesai, kurang lebih 100 anggota Barisan Pelopor
yang dipimpin S.Brata terlambat datang. Mereka tidak mengetahui
pemindahan lokasi Proklamasi dari lapangan Ikada ke kediaman Sukarno.
Karenanya mereka menuntut agar teks Proklamasi dibacakan ulang.
Namun permintaan mereka ditolak. Dan akhirnya Bung Hatta tampil ke depan untuk memberikan amanat singkat kepada mereka.
Hari Jumat di bulan Ramadhan, 17 Agustus 1945, Indonesia akhirnya
memproklamirkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, yang terbebas dari
belengu penjajahan.
Kini, pada hari yang sama, Jumat, dan bulan yang sama, Ramadhan,
Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke 67. Masihkah Indonesia
memperjuangkan amanat rakyat agar terbebas dari belengu “penjajahan”
asing, yang mengepung kita dari sisi ekonomi global. Adakah Indonesia
telah merdeka dari kemiskinan dan kesenjangan sosial?.
Dirgahayu Indonesiaku. MERDEKA!.