Pompeii sangat tersohor karena dua hal. Pertama, kota ini memiliki arena pertarungan gladiator kedua terbesar setelah coloseum yang ada di kota Roma. Pertarungan hingga mati ini mereka adakan hanya untuk menghibur kaum kaya. Di tahun-tahun awal sejarah agama Nasrani, oleh kaisar Romawi yang beragama politeisme, arena itu menjadi tempat mengadu sesama orang Nasrani hingga mati.
Kedua, Pompeii berlaku sistem perbudakan yang paling tidak manusiawi. Kaum bangsawan Pompeii kerap memaksa budak mereka untuk menjadi pelacur. Para budak di bawah kerap kerap dijadikan obyek perilaku homoseksual mereka.
Alhasil kekayaan yang mereka miliki malah menjadikan mereka bergelimang dalam kenistaan dan kemaksiatan, hingga suatu saat tiba-tiba Gunung Vesuvius meletus, lalu dalam sekejap laharnya menenggelamkan kota Pompeii beserta isinya. Begitu cepatnya bencana itu terjadi, sehingga seluruh penduduk Pompeii tidak ada yang dapat melarikan diri. Bahkan, mereka yang sedang duduk tidak sempat untuk sekedar berdiri.
.
Kejadian memukau ini baru bisa diketahui 2000 tahun setelah itu peristiwa itu terjadi. Kejadian itu mulai terkuak ketika seperempat pertama abad ke-20, para arkeolog mulai menggali sisa reruntuhannya dari bawah berton-ton batuan vulkanis. Apa yang mereka temukan adalah sejarah berusia 2000 tahun yang benar-benar terawetkan. Bencana ini menimpa Pompeii sangat tiba-tiba hingga semuanya tetap dalam keadaan yang sama seperti 2000 tahun yang lalu, seolah perjalanan waktu telah terhenti.
.
Meskipun letusan Vesuvius sangat mengerikan, tak seorang pun sempat melarikan diri, tapi mereka membatu di tempat mereka berada. Muka, bahkan gigi dari sejumlah tubuh ini masih utuh sama sekali. Hampir semua wajah mereka menampakkan mimik keterkejutan dan ketakutan. Sebuah keluarga yang sedang makan bersama membatu seketika itu juga. Bahkan makanan di atas meja ikut terawetkan.