Tanpa disadari, banyak dari orang mengalami kesepian. Perasaan
terisolasi tak hanya berdampak buruk terhadap kesehatan mental tetapi
juga kesehatan fisik.
Penelitian telah menunjukkkan 1 dari 5 orang Amerika akan menderita kesepian. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang tidak berhubungan dengan orang lain kemungkinannya untuk meninggal tiga kali lebih besar dalam kurun waktu 9 tahun dibandingkan orang-orang yang memiliki ikatan sosial yang kuat.
Studi lainnya menemukan bahwa orang-orang yang kesepian memiliki risiko lebih tinggi terserang penyakit peradangan. Bahkan ada studi yang menunjukkan bahwa kesepian bisa menular.
Berikut ini lima penyebab utama kesepian seperti dilansir dari HuffingtonPost, Selasa (24/4/2012).
1. Penuaan
Depresi wajar terjadi pada usia tua karena peran orang tua dalam masyarakat juga berubah.
Dalam tatanan masyarakat tradisional, orang tua memegang kunci utama sebagai pemangku adat dan pengayom masyarakat namun pada masyarakat industri seperti sekarang ini, fungsinya kurang dihargai.
Karena pergeseran sosiologis itu, orang tua pun berisiko mengalami perasaan terpinggirkan dari keluarga dan lingkungan, apalagi jika orang tua-orang tua tersebut berakhir di panti jompo.
2. Kematian dan Perceraian
Saat menulis tentang epidemi kesendirian, salah satu kolumnis nasional di AS berbicara tentang '3D': death, divorce and delayed marriage atau kematian, perceraian dan pernikahan yang tertunda.
Tidaklah sulit untuk melihat mengapa kematian pasangan akan memicu perasaan kesepian. Kedua, meski perceraian dapat diatasi dengan misalnya, mengikuti kencan online, namun itu bukan berarti perasaan kesepiannya akan berkurang.
3. Media Sosial
Ketika orang lebih terhubung dengan orang lain sebagai masyarakat digital, orang justru tenggelam dalam hubungan sosial yang nyata. Interaksi 'aktif' di Facebook seperti mengomentari update status seseorang atau mengirimkan pesan pribadi membuat orang seakan tak kesepian.
Namun karena apa yang Anda lakukan terkesan pasif, hal itu justru akan membuat Anda merasa lebih kesepian.
4. Pulang Pergi Kerja Sendirian
Hal ini merupakan faktor yang tak pernah dipertimbangkan namun masuk akal. Menurut Robert Putnam, ilmuwan politik terkemuka dari Harvard dan penulis buku Bowling Alone, perjalanan pulang pergi kerja yang panjang adalah salah satu prediksi terkuat dari adanya isolasi sosial, apalagi jika kita melakukannya sendirian.
Secara spesifik, setiap 10 menit yang Anda habiskan untuk perjalanan itu menyebabkan 'koneksi sosial' 10 persen lebih sedikit.
Padahal koneksi sosial itulah yang akan membuat kita bahagia karena terisi dengan kehadiran teman, rekan kerja atau tetangga.
5. Genetika
Ada juga komponen genetik yang menyebabkan perasaan kesepian. Sebuah survei tentang kesepian diantara anak kembar menunjukkan adanya variabilitas yang jauh lebih sedikit akibat kesepian diantara kembar identik daripada saudara yang bukan kembar.
Ada juga penelitian menarik dari The University of Chicago yang membahas tentang cara kesepian membentuk perkembangan otak dan sebaliknya sehingga menunjukkan mekanisme saraf yang menjelaskan terjadinya perasaan kesepian.
Penelitian telah menunjukkkan 1 dari 5 orang Amerika akan menderita kesepian. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang tidak berhubungan dengan orang lain kemungkinannya untuk meninggal tiga kali lebih besar dalam kurun waktu 9 tahun dibandingkan orang-orang yang memiliki ikatan sosial yang kuat.
Studi lainnya menemukan bahwa orang-orang yang kesepian memiliki risiko lebih tinggi terserang penyakit peradangan. Bahkan ada studi yang menunjukkan bahwa kesepian bisa menular.
Berikut ini lima penyebab utama kesepian seperti dilansir dari HuffingtonPost, Selasa (24/4/2012).
1. Penuaan
Depresi wajar terjadi pada usia tua karena peran orang tua dalam masyarakat juga berubah.
Dalam tatanan masyarakat tradisional, orang tua memegang kunci utama sebagai pemangku adat dan pengayom masyarakat namun pada masyarakat industri seperti sekarang ini, fungsinya kurang dihargai.
Karena pergeseran sosiologis itu, orang tua pun berisiko mengalami perasaan terpinggirkan dari keluarga dan lingkungan, apalagi jika orang tua-orang tua tersebut berakhir di panti jompo.
2. Kematian dan Perceraian
Saat menulis tentang epidemi kesendirian, salah satu kolumnis nasional di AS berbicara tentang '3D': death, divorce and delayed marriage atau kematian, perceraian dan pernikahan yang tertunda.
Tidaklah sulit untuk melihat mengapa kematian pasangan akan memicu perasaan kesepian. Kedua, meski perceraian dapat diatasi dengan misalnya, mengikuti kencan online, namun itu bukan berarti perasaan kesepiannya akan berkurang.
3. Media Sosial
Ketika orang lebih terhubung dengan orang lain sebagai masyarakat digital, orang justru tenggelam dalam hubungan sosial yang nyata. Interaksi 'aktif' di Facebook seperti mengomentari update status seseorang atau mengirimkan pesan pribadi membuat orang seakan tak kesepian.
Namun karena apa yang Anda lakukan terkesan pasif, hal itu justru akan membuat Anda merasa lebih kesepian.
4. Pulang Pergi Kerja Sendirian
Hal ini merupakan faktor yang tak pernah dipertimbangkan namun masuk akal. Menurut Robert Putnam, ilmuwan politik terkemuka dari Harvard dan penulis buku Bowling Alone, perjalanan pulang pergi kerja yang panjang adalah salah satu prediksi terkuat dari adanya isolasi sosial, apalagi jika kita melakukannya sendirian.
Secara spesifik, setiap 10 menit yang Anda habiskan untuk perjalanan itu menyebabkan 'koneksi sosial' 10 persen lebih sedikit.
Padahal koneksi sosial itulah yang akan membuat kita bahagia karena terisi dengan kehadiran teman, rekan kerja atau tetangga.
5. Genetika
Ada juga komponen genetik yang menyebabkan perasaan kesepian. Sebuah survei tentang kesepian diantara anak kembar menunjukkan adanya variabilitas yang jauh lebih sedikit akibat kesepian diantara kembar identik daripada saudara yang bukan kembar.
Ada juga penelitian menarik dari The University of Chicago yang membahas tentang cara kesepian membentuk perkembangan otak dan sebaliknya sehingga menunjukkan mekanisme saraf yang menjelaskan terjadinya perasaan kesepian.
via detikHealth