Seorang nenek yang meminta para dokter yang merawatnya untuk menghentikan perawatannya dan membiarkannya mati jika dia jatuh sakit, mengukir sebuah tato di dadanya bertuliskan 'Jangan Disembuhkan' dan tulisan PTO di punggungnya.
Joy Tomkins (81), memutuskan untuk tidak mau lagi dibawa ke unit gawat darurat setelah suaminya Malcolm, mati pelan-pelan di sana.
Ibu dua anak yang kini masih dalam keadaan sehat ini, mengunjungi studio tato pada Januari lalu dan membayar seharga USD5 untuk tato bertuliskan 'Do Not Resuscitate' di dadanya untuk memastikan para dokter menghargai keinginannya untuk mati, demikian seperti dilansir Dailymail, Kamis (6/9/2011).
Tomkins juga menato PTO dan sebuah panah mengarah ke dadanya, supaya tim medis akan membacanya jika dia pingsan.
Nenek dari enam orang cucu ini menderita arthritis, penyakit Reynaud dan diabetes, mengatakan kemarin bahwa dia tidak ingin menanggung kematian, lambat berlama-lama.
"Saya tidak ingin menjadi setengah mati, saya ingin sepenuhnya mati. Mungkin akan berbeda ketika saya berusia 51 tahun tapi kini saya sudah 81 tahun," ujarnya.
"Semua orang pasti akan mati, tapi saya tidak ingin seperti sayuran. Saya berharap umur saya dapat lebih dari 70 tahun, dan saya senang karena saya masih hidup sekarang," dia menambahkan.
Namun nenek ini malah kuatir kecanggihan medis saat ini membuat umurnya semakin panjang. "Saya takut keprofesionalan medis akan membuat saya tetap hidup ketika saya telah tidak ingin hidup," imbuhnya.
sumber : http://goo.gl/nVBU2