TEMPO Interaktif, Jakarta - "Wah, kacau nih. Kacau nih," kata seorang petugas pengamanan di kompleks DPR-MPR, kemarin siang. Kehebohan melanda kantor wakil rakyat itu. Kali ini heboh bukan dipicu oleh protes terbuka orang-orang seperti Pong Harjatmo, yang nekat mencoret-coret atap gedung DPR.
Pangkal masalahnya, sekitar pukul 13.30 WIB, layar-layar komputer informasi yang berserakan di ruang-ruang gedung Nusantara berubah tampilan. Selama sepuluh menit, layar komputer dengan layar sentuh itu menampilkan gambar porno.
Orang-orang yang kebetulan berada di sekitar gedung Nusantara III DPR terkejut melihat tampilan gambar jorok yang berasal dari situs beralamat Tube8 itu. Maklum, sehari-hari, komputer informasi itu hanya menampilkan situs resmi milik DPR, www.dpr.go.id. Meski terkoneksi ke jaringan Internet, tak ada situs lain yang bisa dibuka di komputer-komputer tersebut.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Penerbitan Sekretariat Jenderal DPR, Suratna, sempat mengatakan perubahan tampilan situs DPR ada kemungkinan terjadi karena ulah hacker (peretas). "Kami belum tahu dari dalam atau luar," kata Suratna, beberapa saat setelah gambar porno itu muncul.
Yang pasti, menurut Suratna, serangan terhadap situs DPR dengan cara seperti itu merupakan yang pertama kali.
Bagian Pusat Pengkajian dan Pelayanan Data dan Informasi DPR lantas melacak penyebab perubahan tampilan situs DPR itu. Ternyata, menurut Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh, situs DPR tidak diretas. "Tapi kios informasi ini dimanfaatkan untuk membuka situs lain," kata Nining.
Menurut Nining, kios informasi bersifat umum dan bisa dimanfaatkan siapa saja. Kios ini disediakan di berbagai titik strategis gedung DPR untuk memberikan informasi seputar DPR dan aktivitasnya. Semuanya tersebar di 10 titik.
Nining mengatakan, dari 10 kios informasi, hanya satu kios yang dimanfaatkan untuk melihat situs porno. Dia menyesalkan penyalahgunaan untuk membuka situs porno itu. "Seharusnya tak bisa dibuka untuk yang lain, karena ada sistem pengamanan dan blocking," katanya.
Nining menjanjikan bakal ada pemeriksaan di lingkup internal setelah peristiwa itu. "Tentu saja, kejadian ini akan kita evaluasi supaya tak terulang," ujar Nining.