Jabat tangan atau bersalaman biasanya kita cuman sekedarnya saja… dan dengan berjabat tangan dapat mengungkap aspek kepribadian yang memberikan kesan tertentu bagi orang yang melakukannya. Agar efeknya positif, maka beberapa hal harus diperhatikan termasuk temperatur dan kelembaban pada telapak tangan.
Efek psikologis tersebut terungkap dari cara seseorang melakukan jabat tangan. Misalnya genggaman yang terlalu lemah memberi kesan tidak nyaman, sementara genggaman yang terlalu cepat akan memberi kesan arogan ataupun menantang.
Tapi Jangan salah juga, menurut penelitian di University of Manchester menemukan 20 persen orang tidak menyukai tradisi berjabat tangan. Alasan yang paling banyak disampaikan adalah telapak tangannya berkeringat, bersalaman dengan terlalu kuat maupun tidak bersemangat, serta tidak ada kontak mata.
Seorang profesor psikologi, Geoffrey Beattie merumuskan bagaimana cara berjabat tangan dengan baik dan benar agar dapat memberi kesan menyenangkan.
Berikut rumus tersebut :
“PH = ? (e2 + ve2)(d2) + (cg + dr)2 + phi((4(s)2)(4(p)2))2 + (vi + t + te)2 + ((4(c)2 )(4(du)2))2″
keterangan:
(e) kontak mata (1 = tidak ada; 5 = tatapan langsung) nilai yang disarankan 5;
(ve) salam verbal (1 = salam yang sesuai; 5 = salam yang tidak sesuai) nilai yang disarankan 5;
(d) senyum Duchenne – senyum di mata dan mulut, dipadukan dengan simetri kedua sisi wajah (1 = tidak sempurna); 5 = sempurna) nilai yang disarankan 5;
(cg) luas area genggaman genggaman (1 = sedikit; 5 = penuh) nilai yang disarankan 5;
(dr) kelembaban telapak tangan (1 = basah; 5 = kering) nilai yang disarankan 4;
(s) kekuatan genggaman (1 = lemah; 5 = kuat) nilai yang disarankan 3;
(p) posisi tangan (1 = lebih dekat ke tubuh sendiri; 5 = lebih dekat ke tubuh lawan) nilai yang disarankan 3;
(vi) hentakan tangan (1 = terlalu kuat/terlalu lemah; 5 = sedang) nilai yang disarankan 3;
(t) temperatur telapak tangan (1 = terlalu dingin/terlalu panas; 5 = sedang) nilai yang disarankan 3;
(te) tekstur tangan (5 = sedang; 1 = terlalu kasar/terlalu lembut) nilai yang disarankan 3;
(c) kontrol (1 = rendah; 5 = tinggi) nilai yang disarankan 3;
(du) durasi (1 = terlalu cepat; 5 = terlalu lama) nilai yang disarankan 3.
(e) kontak mata (1 = tidak ada; 5 = tatapan langsung) nilai yang disarankan 5;
(ve) salam verbal (1 = salam yang sesuai; 5 = salam yang tidak sesuai) nilai yang disarankan 5;
(d) senyum Duchenne – senyum di mata dan mulut, dipadukan dengan simetri kedua sisi wajah (1 = tidak sempurna); 5 = sempurna) nilai yang disarankan 5;
(cg) luas area genggaman genggaman (1 = sedikit; 5 = penuh) nilai yang disarankan 5;
(dr) kelembaban telapak tangan (1 = basah; 5 = kering) nilai yang disarankan 4;
(s) kekuatan genggaman (1 = lemah; 5 = kuat) nilai yang disarankan 3;
(p) posisi tangan (1 = lebih dekat ke tubuh sendiri; 5 = lebih dekat ke tubuh lawan) nilai yang disarankan 3;
(vi) hentakan tangan (1 = terlalu kuat/terlalu lemah; 5 = sedang) nilai yang disarankan 3;
(t) temperatur telapak tangan (1 = terlalu dingin/terlalu panas; 5 = sedang) nilai yang disarankan 3;
(te) tekstur tangan (5 = sedang; 1 = terlalu kasar/terlalu lembut) nilai yang disarankan 3;
(c) kontrol (1 = rendah; 5 = tinggi) nilai yang disarankan 3;
(du) durasi (1 = terlalu cepat; 5 = terlalu lama) nilai yang disarankan 3.
Apabila seluruh kondisi ideal dimasukkan ke dalam rumus tersebut, maka nilai yang diperoleh adalah 70,77 yang merupakan nilai sempurna untuk berjabat tangan. Jika nilainya di bawah atau di atas, seorang tidak akan menemukan kondisi salaman yang baik.
Pada intinya dari rumus tersebut yang ingin dikatakan yaitu:
- Menggunakan tangan kanan
- Genggaman penuh dengan kekuatan sedang
- Hentakan dengan kekuatan sedang kurang lebih 3 kali
- Telapak tangan yang sejuk atau kering
- Tahan selama kurang lebih 2-3 detik
- Diikuti dengan kontak mata serta ucapan salam yang sesuai.
Kalau saya sih, jabat tangan ya jabat tangan aja.. apalagi kalau jabat tangan dan yang ditempel amplop merah.. demen banget tuh…
Sumber :
gugling.com