Wining Rohani, MSi, psikolog dari Sanggar Kreativitas Bona Jakarta,
mengatakan sikap melawan orangtua biasanya dilakukan anak karena temper
tantrum. Temper tantrum adalah letupan kemarahan anak yang sering
terjadi saat anak menunjukkan sikap penolakan. Perilaku ini diikuti
dengan tingkat menangis, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar
barang, memukul, menendang, dan lain-lain.
Menurut Wining, saat hal itu terjadi, orangtua harus menunjukkan
otoritas. "Tentu bukan dengan kekerasan, melainkan dengan memegang erat
si anak dan minta dia untuk belajar menyampaikan keinginannya dengan
baik. Perlu diingat, jangan mengabulkan permintaan anak hanya karena
merasa malu dengan tangis atau teriakannya di depan umum," jelas Wining.
Tetapi perlu diingat, untuk dapat mengontrol emosi anak, orangtua harus
bisa mengontrol emosi mereka lebih dulu. Anda harus memberikan contoh
yang baik agar ditiru anak. Berikut beberapa sikap yang disarankan
Wining pada orangtua saat menghadapi anak melawan:
1. Tetaplah bersikap tenang, jangan sampai terpancing emosi. Usahakan
agar orang di sekitar juga bersikap demikian, misalnya suami atau
orangtua.
2. Setelah emosi anak menurun, dekati perlahan. Peluklah erat dengan
penuh kasih sayang agar anak merasa nyaman dan aman. Ketika sudah
tenang, tanyakan dengan lembut mengapa dia melawan.
3. Sampaikan pada anak bagaimana sikap yang baik dan positif. Jangan
menyudutkan atau menyalahkannya. Satu hal yang perlu diingat, gunakan
selalu bahasa yang lembut dan halus. Jangan mengumpat atau memarahi
dengan bahasa kasar.
4. Setelah kejadian anak melawan itu berlalu, jangan diungkit-ungkit
atau dingat-ingat terus. Anak bisa malu atau kesal. "Anda juga tidak
perlu memberikan hadiah dalam bentuk barang sebagai bentuk penghargaan
karena dia sudah tidak melawan. Yang penting, beri cinta dan rasa aman,"
tegas Wining.
Sebenarnya orangtua dapat meminimalisasi munculnya sikap melawan dari
anak. Caranya? Kenali betul kebiasaan-kebiasaan buah hati. Perhatikan
kapan emosi si anak muncul dan bagaimana ekspresinya ketika bereaksi.
Dari situ bisa diperkirakan sikap yang harus diambil.
"Kalau anak selalu melawan saat sedang lelah atau habis bermain, jangan
memintanya melakukan sesuatu pada saat seperti itu. Tentulah dia akan
membantah atau melawan," papar Wining.
Tetapi tentu tidak setiap saat orangtua bisa menunggu mood anak. Oleh
karena itu, yang perlu selalu diingat, orangtua harus menjalin hubungan
dan komunikasi yang baik dengan buah hati. Buatlah mereka merasa aman
dan nyaman. Dengan begitu, anak-anak pasti akan lebih percaya dan mau
mendengarkan omongan orangtua.
Sumber:http://www.gilapc.com/2012/12/4-strategi-hadapi-anak-yang-melawan.html?m=1