Sutradara Hanung Bramantyo rupanya
telah berhasil membuat 'panas' sejumlah kelompok lewat film terbarunya,
TANDA TANYA (?). Reaksi keras datang dari kelompok-kelompok organisasi
masyarakat berbasis agama yang selama ini memposisikan diri sebagai
lembaga kontrol moral, sebut saja Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front
Pembela Islam (FPI), Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Banser NU dan
banyak ormas lain.
Film ini dianggap mempropagandakan pluralisme, yakni sebuah paham yang menganggap semua agama mengandung kebenaran. Walau sejatinya pemahaman ini lebih pada pendekatan toleransi umat beragama, namun menjadi persoalan saat ditarik dalam wilayah aqidah (keyakinan), yang membenarkan agama lain.
Alasan utama mereka adalah kata pluralisme yang memang sejak awal sudah mereka tentang, kecuali Banser NU. Karena protes yang dilakukan Banser lebih pada faktor perlakuan Hanung yang dianggap salah, yakni menganggap Banser sebagai pekerjaan, yang diucapkan oleh tokoh bernama Sholeh.
Namun tidak berhenti pada persoalan pluralisme saja, film ini juga dianggap menyajikan adegan yang jika dimaknai secara subjektif, bisa menyudutkan Islam. Media online Voice of al-Islam (VOA) mencatat adegan-adegan yang dinilai melukai umat Islam, di antaranya:
Film ini dianggap mempropagandakan pluralisme, yakni sebuah paham yang menganggap semua agama mengandung kebenaran. Walau sejatinya pemahaman ini lebih pada pendekatan toleransi umat beragama, namun menjadi persoalan saat ditarik dalam wilayah aqidah (keyakinan), yang membenarkan agama lain.
Alasan utama mereka adalah kata pluralisme yang memang sejak awal sudah mereka tentang, kecuali Banser NU. Karena protes yang dilakukan Banser lebih pada faktor perlakuan Hanung yang dianggap salah, yakni menganggap Banser sebagai pekerjaan, yang diucapkan oleh tokoh bernama Sholeh.
Namun tidak berhenti pada persoalan pluralisme saja, film ini juga dianggap menyajikan adegan yang jika dimaknai secara subjektif, bisa menyudutkan Islam. Media online Voice of al-Islam (VOA) mencatat adegan-adegan yang dinilai melukai umat Islam, di antaranya:
- 1. Adegan penusukkan pendeta, yang tidak jelas latar belakangnya dan pelakunya, namun bisa dianggap menggiring stereotipe buruk pada Islam.
- 2. Kelompok pemuda Islam, disimbolkan dengan sarung dan peci yang mencerca dan menghina tokoh Hendra dengan sebutan Cina.
- 3. Kehadiran tokoh Muslimah yang berjilbab namun bekerja di rumah makan yang menyajikan daging babi. Di sini Muslimah tidak nampak galau, padahal secara terang babi diharamkan.
- 4. Tokoh Rika yang pindah agama dari Islam menjadi Kristen. Rika menyatakan walau pindah agama, tapi tidak berarti mengkhianati Tuhan. Keluar dari agama (murtad) di sini seolah dengan alasan hak asasi tetap dibenarkan.
- 5. Tokoh Surya, seorang pemuda Islam yang bersedia diajak bermain drama di sebuah gereja pada perayaan Paskah, dan berperan sebagai Yesus Kristus. Sebagai muslim, Surya digambarkan melafadzkan QS Al- Ikhlas di masjid. Adegan ini dianggap mendangkalkan akidah seseorang.
- 6. Tokoh Ustadz yang dianggap memberikan jawaban sesat atas pertanyaan Surya yang bimbang ketika hendak menerima tawaran berperan menjadi Yesus. Ustadz tersebut menjawab bahwa menjaga keimanan bukan terletak pada fisik melainkan hati.
- 7. Adegan penyerangan rumah makan Cina yang sudah mulai beroperasi pada hari kedua Lebaran. Meski disamarkan oleh alasan kecemburuan tokoh Soleh terhadap istrinya yang bekerja di restoran itu, namun adegan itu bisa juga dianggap umat Islam memiliki sikap bengis dan biadab.
- 8. Adegan Banser NU yang menjaga gereja yang digambarkan sebagai 'pahlawan'. Adegan ini dianggap selain melindungi gereja, juga melindungi ajarannya.
sumber : http://goo.gl/2QqQa