Berapa lama Anda menghabiskan waktu duduk di tempat kerja dalam sehari?
Sebuah penelitian memeringatkan bahwa duduk terlalu lama bisa membuat
ukuran bokong membesar.
Peringatan itu muncul saat sejumlah peneliti menganalisis kondisi fisik pasien yang menderita kelumpuhan, dan harus berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda dalam jangka waktu lama.
Hasil pemindaian menunjukkan, otot di sekitar bokong mereka menyusut dan kehilangan elastisitas, seperti ketika jarang olahraga. Yang paling mengejutkan, kondisi itu memicu perkembangan sel-sel lemak sehingga mempertebal lapisan lemak.
Amit Gefen, peneliti dari Tel Aviv University, mengatakan, bagian tubuh yang mendapat tekanan terbesar saat duduk atau berbaring memproduksi lemak 50 persen lebih banyak. Apalagi jika dikombinasikan dengan diet buruk dan kurang olahraga.
Berdasar percobaan yang ia lakukan, sel-sel preadipocyte atau prekursor untuk sel-sel lemak, menghasilkan lebih banyak lemak di bagian tubuh yang menjadi tumpuan mendapat tekanan dalam waktu yang lama.
"Saat duduk atau berbaring, bagian belakang tubuh mengalami periode panjang beban mekanis statis, kondisi ini berdampak pada peningkatan produksi lipid atau lemak," kata Profesor Gefen, seperti dikutip Daily Mail.
Mempublikasikan penelitiannya di Jurnal Psikologi Amerika, Gefen menyimpulkan bahwa obesitas lebih dari sekadar ketidakseimbangan kalori. "Sel lemak responsif terhadap lingkungan mekanik statis, dan memproduksi lemak berlebih bila mengalami peregangan statis."
Karenanya, melakukan diet tak hanya perlu memerhatikan keseimbangan asupan kalori, tapi juga gerak tubuh. "Di saat beberapa orang mengalami keterbatasan gerak karena kondisi medis, banyak orang sehat justru menjalani gaya hidup buruk dengan malas bergerak." (eh)
Peringatan itu muncul saat sejumlah peneliti menganalisis kondisi fisik pasien yang menderita kelumpuhan, dan harus berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda dalam jangka waktu lama.
Hasil pemindaian menunjukkan, otot di sekitar bokong mereka menyusut dan kehilangan elastisitas, seperti ketika jarang olahraga. Yang paling mengejutkan, kondisi itu memicu perkembangan sel-sel lemak sehingga mempertebal lapisan lemak.
Amit Gefen, peneliti dari Tel Aviv University, mengatakan, bagian tubuh yang mendapat tekanan terbesar saat duduk atau berbaring memproduksi lemak 50 persen lebih banyak. Apalagi jika dikombinasikan dengan diet buruk dan kurang olahraga.
Berdasar percobaan yang ia lakukan, sel-sel preadipocyte atau prekursor untuk sel-sel lemak, menghasilkan lebih banyak lemak di bagian tubuh yang menjadi tumpuan mendapat tekanan dalam waktu yang lama.
"Saat duduk atau berbaring, bagian belakang tubuh mengalami periode panjang beban mekanis statis, kondisi ini berdampak pada peningkatan produksi lipid atau lemak," kata Profesor Gefen, seperti dikutip Daily Mail.
Mempublikasikan penelitiannya di Jurnal Psikologi Amerika, Gefen menyimpulkan bahwa obesitas lebih dari sekadar ketidakseimbangan kalori. "Sel lemak responsif terhadap lingkungan mekanik statis, dan memproduksi lemak berlebih bila mengalami peregangan statis."
Karenanya, melakukan diet tak hanya perlu memerhatikan keseimbangan asupan kalori, tapi juga gerak tubuh. "Di saat beberapa orang mengalami keterbatasan gerak karena kondisi medis, banyak orang sehat justru menjalani gaya hidup buruk dengan malas bergerak." (eh)
Sumber: http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=49483&s=e0d30a8670c1c6894c75b500c27460bc&goto=nextnewest