Seorang anak
yang keras kepala dan temperamental mungkin dapat dibentuk oleh
lingkungan di mana anak-anak dibesarkan. Tetapi ternyata sifat orangtua
juga dapat mempengaruhi kepribadian anak.
Oleh karena itu orangtua harus menyesuaikan gaya pengasuhan anak untuk mengatasi masalah kepribadian anaknya.
Banyak penelitian dilakukan terhadap anak yang temperamental, salah satunya oleh psikiater Alexander Thomas dan Catur Stella di New York tahun 1956 yang mengamati perkembangan sekelompok anak dari lahir sampai awal masa dewasa.
Thomas dan Catur menemukan bahwa kepribadian anak-anak dapat dimasukkan ke dalam tiga kategori dasar yaitu mudah, sulit, dan lambat merespons sesuatu dengan kemarahan.
Penelitian tersebut juga mengidentifikasi variabel lain yang diukur dari perilaku anak seperti keinginan, kemurungan, tingkat aktivitas, perhatian, keteraturan dalam tidur, kelaparan dan fungsi biologi lainnya.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang temperamental secara otomatis kesulitan untuk berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Anda harus memiliki cara yang tepat untuk menangani anak Anda yang mudah marah tersebut.
Arthur Robin, direktur pelatihan psikologi di Children's Hospital of Michigan di Detroit seperti dilansir dari huffingtonpost, Selasa (7/5/2012) menjelaskan beberapa sifat orangtua yang bisa berpengaruh pada kelakuan anak:
1. Salah satu masalah umum yang ditemukan pada anak dengan ADHD atau yang temperamental adalah memiliki ibu yang pasif, depresi dan lesu.
"Anak akan bisa melakukan apapun yang dia suka karena si ibu tidak memiliki ketegasan untuk merawat dan mendidik anaknya," kata Robin.
2. Orang tua yang terlalu fleksibel dapat membuat anaknya mungkin sengaja bertingkah kaku dan keras kepala.
3. Orangtua yang selalu memenuhi keinginan anaknya akan memiliki sifat yang manja dan akan mudah marah jika keinginannya tidak segera dipenuhi.
4. Kadang-kadang masalah berakar pada sikap temperamental orang tua, bukan anak. Jika orang tua sangat moody, anak akan cenderung mudah marah, ketakutan dan mengembangkan sikap yang tertutup karena pengaruh sikap ekstrim orang tuanya.
Orang tua dapat memilih alternatif dengan mengikut sertakan anak ke dalam kegiatan positif seperti les musik atau kesenian lain yang selain dapat meningkatkan kreatifitas anak juga dapat membuat anak dapat mengontrol emosinya. Biarkan juga anak memilih sendiri baju mana yang ingin dikenakan dan jangan memaksakan sesuatu yang tidak disukainya.
Terapi psikologi pada anak mungkin perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab lain mengapa anak begitu temperamental seperti gangguan koordinasi motorik halus. Gangguan tersebut bahkan dapat mengakibatkan anak kesulitan untuk mengikat sepatunya sendiri.
Orangtua harus mulai bersikap disiplin dan lebih perhatian untuk mengatasi masalah terhadap kepribadian anaknya.
Oleh karena itu orangtua harus menyesuaikan gaya pengasuhan anak untuk mengatasi masalah kepribadian anaknya.
Banyak penelitian dilakukan terhadap anak yang temperamental, salah satunya oleh psikiater Alexander Thomas dan Catur Stella di New York tahun 1956 yang mengamati perkembangan sekelompok anak dari lahir sampai awal masa dewasa.
Thomas dan Catur menemukan bahwa kepribadian anak-anak dapat dimasukkan ke dalam tiga kategori dasar yaitu mudah, sulit, dan lambat merespons sesuatu dengan kemarahan.
Penelitian tersebut juga mengidentifikasi variabel lain yang diukur dari perilaku anak seperti keinginan, kemurungan, tingkat aktivitas, perhatian, keteraturan dalam tidur, kelaparan dan fungsi biologi lainnya.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang temperamental secara otomatis kesulitan untuk berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Anda harus memiliki cara yang tepat untuk menangani anak Anda yang mudah marah tersebut.
Arthur Robin, direktur pelatihan psikologi di Children's Hospital of Michigan di Detroit seperti dilansir dari huffingtonpost, Selasa (7/5/2012) menjelaskan beberapa sifat orangtua yang bisa berpengaruh pada kelakuan anak:
1. Salah satu masalah umum yang ditemukan pada anak dengan ADHD atau yang temperamental adalah memiliki ibu yang pasif, depresi dan lesu.
"Anak akan bisa melakukan apapun yang dia suka karena si ibu tidak memiliki ketegasan untuk merawat dan mendidik anaknya," kata Robin.
2. Orang tua yang terlalu fleksibel dapat membuat anaknya mungkin sengaja bertingkah kaku dan keras kepala.
3. Orangtua yang selalu memenuhi keinginan anaknya akan memiliki sifat yang manja dan akan mudah marah jika keinginannya tidak segera dipenuhi.
4. Kadang-kadang masalah berakar pada sikap temperamental orang tua, bukan anak. Jika orang tua sangat moody, anak akan cenderung mudah marah, ketakutan dan mengembangkan sikap yang tertutup karena pengaruh sikap ekstrim orang tuanya.
Orang tua dapat memilih alternatif dengan mengikut sertakan anak ke dalam kegiatan positif seperti les musik atau kesenian lain yang selain dapat meningkatkan kreatifitas anak juga dapat membuat anak dapat mengontrol emosinya. Biarkan juga anak memilih sendiri baju mana yang ingin dikenakan dan jangan memaksakan sesuatu yang tidak disukainya.
Terapi psikologi pada anak mungkin perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab lain mengapa anak begitu temperamental seperti gangguan koordinasi motorik halus. Gangguan tersebut bahkan dapat mengakibatkan anak kesulitan untuk mengikat sepatunya sendiri.
Orangtua harus mulai bersikap disiplin dan lebih perhatian untuk mengatasi masalah terhadap kepribadian anaknya.