Hingar bingarnya dunia malam agaknya selalu berdenyut seiring dengan ekses kesenjangan ekonomi yang semakin tajam antara si kaya dan si miskin. Nilai moral dan etika yang 20 tahun lalu masih merupakan hal mutlak yang perlu dijaga kini mulai bergeser dengan semakin sulitnya persaingan hidup terutama di kota-kota besar.
Belum lama ini tepatnya 19 September lalu sindikat perdagangan manusia (Trafficking) terbongkar di Surabaya, dan yang memprihatinkan obyeknya adalah para gadis ABG yang masih dibawah umur, dan diperdagangkan untuk kebutuhan prostitusi alias hiburan seks Dikutip ruanghati.com dari situs Beritajatim.com menceritakan kronologis terbongkarnya kasus ini.
Tim dari kepolisian Polwiltabes Surabaya berhasil mengamankan dua wanita bernama Serly Wulan Megalina (21) warga Magersari, Mojokerto dan Kristin (21) warga Putat Jaya, Surabaya. Kini keduanya mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya. “Kedua tersangka ini memperdagangkan anak di bawah umur untuk dijual ke lelaki hidung belang. Untuk sementara korbannya baru empat anak, tapi kita duga ada belasan anak yang menjadi korbannya,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (19/9/2010).
Keberhasilan petugas mengungkap trafficking yang dilakukan kedua tersangka ini berkat penyelidikan. Informasi yang diterima petugas menyebutkan bahwa selama bulan Ramadhan sering terjadi perdagangan anak dibawah umur di cafe, mall dan tempat hiburan. “Setelah dilakukan lidik, ternyata informasi tersebut benar. Kita terus melakukan penyelidikan dan mendapat informasi bahwa dua tersangka ini sedang transaksi jasa seks dengan seorang pengusaha asal Batam,” ungkap Anom.
Dalam informasi tersebut, terungkap pula bahwa pengusaha tersebut meminta kedua tersangka menyediakan empat wanita di bawah umur untuk diajak ngeseks. Pengusaha tersebut meminta kedua tersangka membawa empat gadis ke Hotel Palm In yang terletak di kawasan Kencana Sari, Surabaya. “Atas informasi tersebut, petugas lalu membagi tiga tim. Satu tim mengawasi gang masuk ke hotel, tim kedua mengawasi di depan pintu hotel dan tim ketiga berada di dalam hotel,” papar mantan Kasat Pidum Ditreskrim Polda Jatim ini.
Sekitar pukul 15.00 WIB, petugas melihat sebuah taksi yang ditumpangi 6 cewek masuk ke hotel Palm In. Dan ke-6 cewek tersebut masuk ke kamar 520 tempat pengusaha asal Batam ngeseks dengan 4 anak di bawah umur. “Kita tak langsung melakukan penggerebekan. Kita tunggu beberapa menit. Setelah beberapa menit, kita langsung melakukan penggerebekan,” kata Anom.
Saat dilakukan penggerebekan, petugas memergoki seorang cewek sedang bercumbu dengan seorang pria di dalam kamar. Sementara tersangka Kristin dan Serly Wulan serta tiga cewek lainnya ternyata menunggu di dalam mobil Selanjutnya kedua tersangka Serly Wulan dan Kristin serta empat cewek lainnya dibawa ke Polrestabes Surabaya guna dilakukan pemeriksaan. Dari penangkapan dua tersangka ini, petugas menyita barang bukti uang tunai Rp 4 juta, 1 HP Nokia 5800, 1 buah HP Esia, 1 buah HP Samsung, 2 buah kondom dan 2 lembar Bill hotel Palm In.
Dari hasil pemeriksaan terungkap kalau harga keperawanan seorang cewek berkisar Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta. Dari harga tariff sebesar itu, sang anak akan mendapat 65 persen, sementara sisanya 35 persen diperuntukkan sang makelar. “Bila mendapat tariff Rp 1 juta, maka sang anak dibawah umur itu akan mendapat bayaran Rp 650 ribu, sedangkan sisanya Rp 350 ribu untuk sang makelar yakni dua tersangka itu,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo di Mapolrestabes Surabaya.
Cerita lainnya masih di Surabaya yaitu kisah mahasiswi yang nyambi jadi germo dengan menjual anak SMU yang masih perawan ke pria hidung belang yang dikutip ruanghati.com dari harian Surabaya Pagi berikut, salah seorang mahasiswi di Surabaya Barat, sebut saja namanya Lolly, mengaku pernah menjual anak SMA yang masih perawan. Saat itu dia mendapat order dari om-om yang dikenalnya sewaktu clubbing. Lalu, dia mencari mangsa di sekolahan kawasan Ketintang. “Di sana kan banyak pereknya (perempuan eksperimen-red),” ucap Lolly.
Dia lantas menghubungi seorang makelar cewek, dan ditemukan lah cewek yang lagi butuh uang. “Waktu saya tanya, bener ta pingin jual perawanmu? Dia jawab iya. Terus saya tawari, dia tidak menolak. Katanya dia lagi butuh-butuh banget uang,” cerita dia. Kemudian, si Lolly ini mengantarkan siswi tersebut ke sebuah hotel di kawasan Tunjungan untuk ditemukan kepada om-om yang membookingnya. “Waktu itu, jangan-jangan dia nggak perawan. Tapi lego, tibakno tamune ngaku puas. Areke ae metu teko kamar jik mekeh-mekeh mlakune,” tutur Lolly sembari tertawa terkekeh-kekeh. Ditanya berapa anak SMA yang masih perawan itu dia jual? “Saya jual Rp 5 juta, dan si omnya juga mau. Dia bayar ke aku cash Rp 5 juta, setelah mencoba keperawanannya. Separuhnya tak kasih dia,” bebernya
Oleh karenanya kita bisa mulai menjaga diri kita keluarga dan lingkungan terdekat kita dari wabah gaya hidup seperti diatas dengan lebih banyak menanamkan pemahaman akan moral nilai dan agama yang sangat penting untuk menjaga dan membentengi diri dari ekses gaya hidup materialisme yang bisa berakibat pada penyakit masyarakat seperti cerita diatas.
sumber : berita-plus-plus.blogspot.com