Pages

Ternyata Autis Bisa Disembuhkan dari Lingkungan

Share and Enjoy! :

Sebagian besar orang berani membayar mahal mengobati anak yang terkena penyakit autis. Namun, banyak yang tak tahu autis bisa disebuhkan melalui lingkungan sekitar.

Autis merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial.

Imaculata Umiati, Kepala Sekolah Asrama Imaculata, menyatakan, penyakit autis bisa disembuhkan dengan lingkungan yang tegas dan konsisten. Melalui sikap ini, anak yang berkebutuhan khusus bisa menerapkan kemandirian.

"Anak autis sebagian besar tidak bisa memanfaatkan kecerdasan yang dimiki untuk dirinya," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Minggu 8 Maret 2009.

Sikap tegas bisa dilakukan dengan memberi sanksi sosial. Misalnya, saat anak merebut makanan orang lain, bisa diberi sanksi dengan tidak memberi makan. Memang, Ima mengakui, langkah ini terkesan tidak manusiawi. Namun itu harus dilakukan agar anak bisa mengerti akibatnya.

Orangtua harus berani memberi tugas kepada penderita agar bisa menyelesaikan kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain, seperti makan, mandi, dan mencuci baju. Orangtua harus memaksakan anak tanpa kompromi.

Bahkan, penderita juga harus dilatih mengerjakan tugas sosial, seperti menyapu, mengepel lantai. "Kalau dipaksakan mereka bisa, karena mereka memiliki kemampuan itu," ujar Ima.

Bagi penderita autis tipe pemberontak, dia mengatakan, anak juga harus dipaksakan mengerti alternatif pilihan lain. Jika anak hanya mau melalui jalur A, cobalah agar anak bisa melalui jalur selain A. "Anak autis tidak akan menerima. Cuma ini harus dicoba, tanpa paksaan anak tidak akan bisa sembuh," katanya.

Ima melarangan anak autis diberi obat penenang. Sebab, pemberian obat hanya akan memberi ketenangan sementara. Bukan kesembuhan.

Memang, Ima mengakui, penyembuhan penyakit autis ini hanya bisa mengubah perilaku dan kemandirian. Sedangkan soal kecerdasan, Ima pesimistis anak autis bisa kembali normal. "Yang paling penting anak itu bisa mandiri, tanpa merepotkan," katanya. • VIVAnews