Ternyata buronan teroris Umar Patek pernah bertemu dengan Osama Bin Laden. Berikut berita yang saya share dari detiknews.com
Osama Bin Laden tewas di kota yang sama dengan tempat ditangkapnya Umar Patek. Osama juga tewas setelah 4 bulan Patek ditangkap. Adakah semua itu hanya kebetulan?
Umar Patek dan Osama Bin Laden
Umar Patek ditangkap di Abbottabad, Januari 2011 lalu. Gembong teroris asal Pemalang, Jawa Tengah itu, meninggalkan Filipina untuk menemui Osama di Pakistan. Perjalanan ke Pakistan sebenarnya merupakan perjalanan yang berisiko bagi Patek.
Filipina adalah tempat persembunyian yang aman untuk Patek dari buruan petugas keamanan dan intelijen 4 negara, Indonesia, Filipina, Australia dan AS yang mengincarnya. Patek memiliki kedekatan dengan kelompok pemberontak Abu Sayyaf di Mindano, Morro.
Kedekatannya dengan kelompok Abu Sayyaf ini membuat Patek akrab dengan keponakan Osama, Jamal Al Khalifah. Keponakan Osama ini mendapatkan tugas langsung membantu perjuangan Abu Sayap atau Moro Islamic Libartion Front (MILF) atau Front Pembebasan Moro.
Kelompok Abu Sayyaf merupakan kelompok militan yang terdekat dengan Osama di Asia Tenggara. Keakrabannya dengan Jamal inilah yang diduga membuat Patek juga dikenal Osama.
Ada dua orang Indonesia yang terhubung dengan Osama, yaitu Hambali yang bisa mendapatkan “kedudukan di Al Qaeda dan Umar Patek,” kata penulis buku 'Temanku Teroris?' Noor Huda Ismail.
Patek diduga kuat merupakan salah satu orang kepercayaan Osama untuk jaringan internasional. Rekam jejak Patek memperkuat dugaan ini. Suami Rukkayah ini pernah menjadi salah satu instruktur senior di Afghanistan.
Bahkan pada tahun 1989an awal hingga akhir dia tercatat sebagai instruktur mujahidin didikan Central Intellegence Agency (CIA), dinas rahasia Amerika Serikat (AS) untuk mengusir Uni Soviet (sekarang Rusia). Osama pun awalnya juga didikan AS untuk melawan komunis Uni Soviet di Afghanistan.
Beliau (Umar Patek, red) bisa berbahasa Urdu, Arab dan Parsi dengan baik. Sangat mengenal Osama dan merupakan orang kepercayaannya untuk jaringan internasional,” ungkap pengamat terorisme Mardigu WP kepada detik+.
Hubungan Patek dan Osama juga bisa dilihat dari dana aktivitas teroris asal Pemalang itu di Indonesia yang berasal dari luar negeri dan berkaitan dengan Al Qaeda.
Bagi Osama, sosok Patek sangat penting, karena termasuk tokoh istimewa yang memiliki kemampuan mobilisasi yang cukup tinggi. Patek berhasil melarikan diri ke Filipina dan bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf dalam waktu yang cukup
lama.
Bahkan pada September 2006, ia pernah diberitakan tewas di Propinsi Sulu, Filipina Selatan. Namun, belakangan di awal tahun 2010, dia malah diberitakan masih aktif membantu kegiatan operasi kelompok Abu Sayyaf di Sulu.
“Orang yang diburu-buru oleh banyak negara ini justru mampu melakukan perjalanan sampai ke Pakistan. Artinya, tentunya dia bukan orang sembarangan,” analisa pengamat terorisme UI Yon Mahmudi.
Dengan bekal kedekatan itu, tidak aneh bila Patek ingin bertemu Osama di Pakistan. Tapi, terjadikah pertemuan itu?Hingga kini tidak ada jawaban pasti. Hanya saja Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro sempat mengatakan, adanya tanda-tanda Patek akan melakukan pertemuan dengan Osama sebelum akhirnya pria yang diduga sebagai otak pelaku serangan 11 September itu tewas.
Hanya saja, pemerintah Indonesia tidak memiliki informasi lebih rinci yang menunjukan penangkapan Patek memang membantu penyerbuan pasukan AS di rumah persembunyian Osama di Abbottabad.
Tidak adanya kepastian itu memunculkan spekulasi dan sejumlah analisa peggerebekan yang menewaskan Osama ini berkat bantuan orang dalam organisasi Al Qaeda sendiri, termasuk petunjuk dari penangkapan Patek. Benarkah?
Ada dua kelompok berbeda jawaban untuk pertanyaan itu. Kelompok pertama meyakini memang benar Osama terendus berkat penangkapan Patek. Pihak intelijen mengetahui rencana pertemuan Patek dengan Osama dan terus menguntitnya.
"Dengan ditangkapnya Umar Patek, semakin jelaslah posisi Osama. Dapat dipastikan salah satu informasi tentang lokasi Osama juga berasal dari dia (Patek),” ujar Yon Mahmudi.
Namun Mardigu berpendapat Patek bukan satu- satunya sumber yang membuat Osama diketahui dan disergap. “Ia merupakan salah satu indikasi dalam ‘matching data’ intelijen,” tegasnya.
Tapi mantan Kepala BIN Letjen TNI (Purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono tidak percaya Patek berhasil bertemu Osama. Bos Al Qaeda ini tidak akan begitu saja bisa ditemui sembarangan orang, termasuk teroris sekelas Umar Patek. “Tidak mungkin juga ketemu Umar Patek yang bukan levelnya itu. Itu naif sekali," ungkap Hendro kepada detik+.
Menurut Hendro, Osama kemungkinan berhasil dilumpuhkan karena adanya permainan intelijen AS dan Pakistan. Apalagi melihat begitu lamanya Osama tinggal di Pakistan sudah barang tentu mendapatkan perlindungan dari intelijen dan militer
Pakistan. "Ya kalau sekarang itu bisa dilakukan, kemungkinan orang itu juga bermain dengan intelijen dan militer setempat," ujarnya.
Jadi lanjut Hendropriyono, Osama tertangkap akibat strategi pemerintah AS yang melepaskan sejumlah kurir-kurir Osama dari tahanan Guantanamo, sehingga jejak Osama ini terendus melalui jejak para kurir ini.
Pengacara Patek, Asludin Hatjani, pun membantah kemungkinan adanya pertemuan kliennya dengan Osama. Apalagi menghubung-hubungkannya dengan penyergapan yang menewaskan Osama. “Saya dapat cerita langsung dari Umar Patek, tidak pernah ada
pertemuan itu. Kalau ada informasi soal itu dan disebarkan dalam jaringan media massa asing dan motifnya apa saya belum tahu,” jelasnya lagi.[asaborneo.blogspot.com]