Penyakit asma
sering dijumpai di masyarakat. Dalam upaya penyembuhan penyakit ini di
masyarakat timbul beberapa anggapan yang tidak sesuai dengan fakta
penelitian ilmiah. Dengan membandingkan anggapan dan fakta tentang asma
diharapkan, akan mendapat informasi yang lebih tepat mengenai penyakit
ini.
1. Asma merupakan penyakit keturunan Anggapan ini
kurang tepat. Seorang ibu yang menderita asma belum tentu anaknya juga
akan menderita asma. Penyakit asma digolongkan ke dalam kelompok
penyakit atopi -- yaitu kecenderungan untuk menderita alergi (urtikaria,
pilek alergi, asma). Bila dalam keluarga terdapat penyakit atopi, maka
benar anggota keluarga lain punya kecenderungan yang lebih besar untuk
menderita alergi (termasuk asma) dibandingkan dengan bila tak terdapat
riwayat atopi pada keluarga. Jadi bila seorang ibu menderita asma maka
anaknya mempunyai risiko terkena asma, urtikaria atau pilek alergi yang
lebih besar dibandingkan dengan anak yang dilahirkan oleh ibu yang tidak
menderita asma. Tapi sekali lagi seorang ibu yang menderita asma belum
tentu anaknya akan menderita asma.
2. Serangan asma mudah timbul
pada udara lembab Udara lembab (kandungan uap airnya tinggi) justru
mengurangi risiko serangan asma. Itulah sebabnya kenapa penderita asma
merasa lebih baik bila berada di pantai atau di kolam renang. Udara di
pantai atau di atas kolam renang lebih banyak mengandung uap air.
Saluran napas penderita asma akan lebih mudah terangsang di udara yang
kering yang humiditasnya rendah. Wajar bila penderita asma naik haji
misalnya, dia akan merasa udara kering yang dihisapnya merangsang batuk
dan asma.
3. Serangan asma dapat disebabkan oleh emosi Anggapan
ini benar, faktor emosi memegang peranan dalam serangan asma. Dewasa ini
para peneliti umumnya beranggapan penderita yang sedang mengalami emosi
bila mendapat serangan asma maka serangan asmanya akan lebih berat.
Penderita asma perlu belajar agar lebih tenang menghadapi serangan
asmanya. Sikap ini dapat dibina bila penderita menyiapkan obat yang
diperlukan di tempat yang mudah dicapai. Bila ada serangan asma pada
tengah malam penderita, tak perlu panik karena punya persediaan obat.
4. Mengobati diri sendiri dapat berbahaya Asma merupakan penyakit
kronik. Penderita tak dapat diawasi terus-menerus oleh dokter atau
perawat. Penderita harus memahami faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma seperti flu, kegiatan jasmani yang berlebihan, alergi dan
obat-obat tertentu. Dengan memahami faktor tersebut maka penderita asma
dapat menghindari faktor tadi. Penderita asma juga perlu mengetahui
obat-obat asma, obat yang digunakan untuk pencegahan dan obat untuk
menghilangkan gejala. Juga harus diketahui dosisnya secara tepat.
Bila ada serangan asma, seorang penderita harus mengetahui obat apa
yang harus dipakai dan juga harus mampu menilai apakah setelah
pengobatan tersebut asmanya berkurang. Bila tidak membaik dia harus
pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat untuk memperoleh
pengobatan lebih lanjut. Jadi seharusnya seorang penderita asma memahami
penyakitnya dan tahu cara menggunakan obatnya. Ini tentu baru dapat
dicapai setelah mendapat penjelasan dari dokter yang mengobatinya.
5. Sebaiknya penderita asma tidak hamil Pengaruh kehamilan pada
penderita asma berbeda-beda. Memang sekitar sepertiga penderita asma,
keadaan asmanya memburuk selama kehamilan. Tapi sebaliknya sepertiga
lainnya justru membaik dan sisanya kehamilan tak mempenaruhi keadaan
asma. Asma bukan merupakan halangan bagi wanita hamil. Apalagi jika
kehamilan memang diharapkan.
6. Penderita asma jangan berolahraga
Olahraga penting untuk kesehatan, termasuk bagi penderita asma. Hanya
jenis olahraga yang dipilih jangan yang terlalu melelahkan, karena hal
itu dapat timbul sebagai akibat kegiatan jasmani yang berlebihan. Ini
penting dipahami oleh orang tua yang mempunyai anak menderita asma.
Janganlah anak tersebut dilarang melakukan kegiatan olahraga. Larangan
tersebut akan menyebabkan dia merasa bahwa dia berbeda dengan anak lain
dan menimbulkan rasa rendah diri. Berilah dia kesempatan bermain seperti
anak lainnya, hanya dinasihatkan jangan terlalu lelah. Dapat juga
sebelum bermain diberi obat semprot pelebar pipa saluran napasnya untuk
mencegah serangan asma sesudah berolahraga. Jadi biarkanlah anak
tersebut mengikuti kegiatan olahraga di sekolah atau bermain di rumah.
7. Asma merupakan penyakit ringan Anggapan ini mungkin timbul pada asma
ringan yang setelah pemakaian obat segera dapat pulih kembali.
Sebenarnya asma dapat dibagi dalam derajat ringan, sedang, dan berat.
Pada asma derajat berat penderita harus berhati-hati agar tidak mudah
masuk dalam serangan asma akut berat. Ini biasanya terjadi karena alpa
minum obat atau terpapar pada faktor pencetus asma. Beberapa bentuk
serangan asma akut berat perlu dirawat di rumah sakit bahkan adakalanya
perlu dirawat di ruang intensif. Bila tidak diobati dengan baik penyakit
asma (terutama asma berat) dapat menimbulkan kematian. Jadi jangan
mengabaikan serangan asma. Anda perlu tahu benar langkah-langkah yang
akan dilakukan untuk mengatasi gejala asma.
8. Penderita asma
tidak boleh merokok Benar, pipa saluran napas penderita asma sangat peka
(hiperreaktif). Karena itu mudah terangsang oleh berbagai asap termasuk
asap rokok. Penderita asma tidak boleh merokok bahkan tidak boleh
berada di sekitar orang yang sedang merokok. Ini perlu diperhatikan oleh
para karyawan yang bekerja di ruang pendingin. Bila Anda merokok di
ruangan tertutup, maka akan mengganggu kesehatan karyawan lain, terutama
penderita asma.
9. Belum ada obat yang menyembuhkan asma Asma
disebabkan oleh pipa saluran napas yang peka (hiperaktif) sehingga mudah
terangsang oleh berbagai rangsangan. Bila rangsangan tersebut hilang
dan penyempitan saluran napas dapat diperbaiki dengan obat pelebar
saluran napas, maka penderita akan merasa sembuh. Gejala asma akan
hilang. Tapi bila ia terpapar kembali dengan faktor pencetus seperti
misalnya debu rumah, maka serangan asma dapat timbul kembali. Ini karena
menghilangkan kepekaan saluran napas tidaklah mudah. Pada anak-anak,
kepekaan saluran napas ini dapat membaik. Sehingga seorang anak yang
menderita asma waktu kecil, sebagian asmanya akan hilang menjelang
dewasa. Kepekaan saluran napas juga dapat dikurangi dengan pemakaian
obat steroid topikal (obat ini dipakai untuk pencegahan serangan asma).
Tapi obat ini harus dipakai terus-menerus. Jadi memang sampai saat ini
belum ada obat yang dapat dipakai dalam jangka pendek untuk menyembuhkan
asma.
Kamar tidur penderita asma harus bersih Benar. Debu rumah
merupakan salah satu faktor pencetus serangan asma. Karena itu
lingkungan penderita termasuk tempat tidur sedapat mungkin harus bersih
dari debu rumah. Janganlah meletakkan berbagai barang yang dapat
menyimpan debu di kamar tidur penderita asma seperti karpet, buku,
majalah, mainan, berbulu, dll. Bersihkanlah rumah Anda secara teratur
dari debu rumah untuk mengurangi serangan asma.