Ternyata,
amalan dan ibadah yang telah dilakukan sungguh-sungguh bisa menguap
begitu saja, hanya karena pelakunya mengkonsumsi barang haram
Banyak
orang tak menyadari bahwa makanan haram memiliki hubungan dengan
terkabulnya doa seseorang di hadapan Allah SWT. Bahkan para ulama,
generasi awal, sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak
mengkonsumusi makanan haram dan menggunakan harta haram. Itu semua
disebabkan karena hal-hal yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat
menyebabkan timbulnya dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.
Berikut
ini, pengaruh menggunakan dan memakan barang haram, bagi keimanan
pelaku, ”nasib” amalan, dan lainnya. Semoga kita terjauhkan dari
keburukan itu semuanya.
Penyebab Tidak Diterima Amalan
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (Riwayat At Thabrani).
Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Jika
seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia
mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!”
Maka, yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik dan kau tidak
memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu
mendatangan dosa dan tidak diterima. (Riwayat At Thabrani).
Sedekah dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda, ”Barang siapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala dan dosanya untuknya.” (Riwayat Ibnu Huzaimah).
Tidak Terkabulnya Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW), ”Ya
Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.”
Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu
akan terkabulkan.” (Riwayat At Thabrani).
Disebutkan juga dalam hadits lain bahwa Rasulullah bersabda, ”Seorang
lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu,
menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,’Wahai Rabbku!
Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan
yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (Riwayat Muslim).
Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam (SAW) Bersabda,”Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang Mukmin.” (Riwayat Bukhari Muslim)
Jelas, peminum khamr saat dia minum khamr, maka keimanannya terkikis saat itu.
Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali nereka lebih utama untuknya.” (Riwayat At Tirmidzi)
Mengeraskan Hati Pelaku
Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan, agar hati mudah menerima kebenaran, maka beliau menjawab,”Dengan memakan makanan halal.” Hal ini termaktub dalam Thabaqat Al Hanabilah (1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga pernah mengatakan, ”Barang
siapa ingin disingkapkan tentang tanda-tanda orang-orang jujur
(shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan
Sunnah.” sebagaimana dikutip dalam Ar Risalah Al Mustarsyidin (hal. 216).
Pendapat
di atas bisa dimaklumi, setelah dilihat nash-nash sebelumnya, bahwa
mengkonsumsi makanan haram memasukkan pelakunya kapada pelaku maksiat
yang mendapatkan ancaman neraka dan saat itu pula keimanannya tergerus.
Tentu dalam kondisi demikian, bisa membuat hati pelakunya semakin keras
dan enggan menerima kebenaran. Nah, mulai sekarang, pilihkan
usaha/pekerjaan yang sebisa mungkin menghasilkan penghasilan yang hanya
halal agar doa doa kita terus diterima Allah SWT.