Sekelompok
arkeolog dari Amerika Serikat berhasil menemukan ruangan kecil dalam
reruntuhan peninggalan Suku Maya di hutan hujan Xultun, timur laut
Guatemala. Ruangan dengan dinding penuh dengan coretan astronomi itu
diperkirakan jadi 'ruang kelas' bagi para astronom suku tersebut.
Disinilah lokasi kelas astronomi Suku Maya. Di tengah-tengah hutan hujan.
Coretan
ini juga berisi perhitungan kalender rumit yang ditaksir berusia 1.200
tahun. Sebelumnya sudah diketahui jika Suku Maya memiliki pengetahuan
luar biasa di zamannya mengenai astronomi.
Namun,
penemuan sebelumnya hanya berusia 600 tahun. Dan penemuan ini
mengartikan ilmu astronomi Suku Maya sudah hadir jauh sebelum waktu
tersebut.
Ruang
belajar ini hanya berukuran 1,8 meter per segi dan merupakan bagian
dari kompleks besar reruntuhan Suku Maya di Xultun. Selain coretan
astronomi dan kalender, terdapat juga sosok raja yang tengah duduk
bersama dengan beberapa sosok lainya. Namun, ditegaskan para peneliti
dalam jurnal Science, sosok tersebut tak ada hubungannya dengan disiplin
astronomi Suku Maya.
Satu
bagian khusus dari dinding itu berisikan fase Bulan selama 13 tahun.
Menurut para peneliti, hitungan ini dilakukan untuk menentukan dewa mana
yang tengah mengawasi Bulan pada saat tertentu.
Ditambahkan
ahli astronomi Suku Maya dari Colgate University, New York, Anthony
Aveni, jika perhitungan ini juga digunakan ahli nujum untuk
memperkirakan bulan purnama.
Waktu
tersebut kerap disarankan untuk memulai perang atau kapan waktu tepat
untuk mulai menanam. "Apa yang Anda lihat di sini adalah astronomi yang
didorong oleh agama," kata Aveni.
Berdekatan
dengan dinding kalender, terdapat dinding dengan angka acak. Belum ada
penjelasan pasti dari arti coretan tersebut. Tapi diperkirakan coretan
ini d igunakan ahli nujum untuk perhitungan beberapa even penting yang
berhubungan dengan pergerakan benda langit seperti planet dan Bulan.
Sumber :
The Star, BBC UK, Washington Post, The Asia Sun, Fox News, Science