Kadang saya heran, mengapa banyak orang yang suka menghabiskan uangnya sedangkan banyak juga orang yang mati kelaparan.Saya pernah menonton di TV, dimana ketika orang miskin diberi uang 10 juta dan disuruh membelanjakannya selama tak lebih dari 1 jam, orang itu justru menggunakannya untuk membeli beras, bumbu, roti, dan sejenisnya.
Berbeda dengan orang kaya, tanpa acara itu pun saya sudah meyakini bahwa uang 10 juta itu akan habis dalam waktu maks. 30 menit (untuk membeli emas, perhiasan, HP, laptop, TV, dan blablabla….). Ups, ralat. Mungkin saja 10 juta itu kurang.
Lalu sebenarnya, apa itu uang?
Menurut guru saya, “Uang adalah suatu alat yang diterima secara umum sebagai alat tukar-menukar yang sah”. Tentu semua anak telah mengetahui hal ini, mengingat mereka pasti sering membelanjakannya untuk beli jajan. Nah sekarang saya akan jelaskan sedikit mengenai seluk beluk uang.
- Sejarah uang
Di masa ini penduduk masih sedikit dan kebutuhan masih dapat dipenuhi oleh masing-masing orang, entah dengan cara berburu atau bercocok tanam.
b) Masa barter
Di masa ini masyarakat mulai memproduksi barang-barang yang tidak hanya untuk keluarganya, namun juga untuk orang lain dengan cara saling menukar barang yang dimiliki. Adapun syarat-syarat terjadinya barter yaitu:
- Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus memiliki barang yang akan ditukarkan.
- Orang-orang yang akan melakukan pertukaran harus saling membutuhkan barang yang akan dipertukarkan dan dalam waktu yang bersamaan.
- Barang-barang yang akan dipertukarkan harus memiliki nilai yang sama.
Seiring berjalannya waktu, pertukaran dengan barter semakin sulit dilakukan, dikarenakan kebutuhan setiap orang yang makin banyak dan beragam. Akhirnya manusia menggunakan uang barang untuk melakukan pertukaran. Contoh uang barang antara lain senjata, garam, kulit hewan, emas, dan perak.
Awalnya orang menggunakan kulit hewan, senjata, dan sejenisnya untuk tukar menukar, dimana ciri-ciri uang barang tersebut yaitu:
* Digemari masyarakat setempat.
* Jumlahnya terbatas.
* Bernilai tinggi.
Namun dalam pelaksanaannya ditemui sejumlah kendala, di antaranya:
* Sulit dipindahkan
* Sulit disimpan
* Nilainya tidak tetap
* Tidak tahan lama
* Sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya
* Bersifat lokal (hanya berlaku di wilayah tertentu)
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut digunakanlah logam, seperti emas dan perak sebagai uang barang. Keunggulan emas dan perak disbanding bahan yang lain yaitu:
* Mempunyai nilai tinggi, langka, dan digemari masyarakat.
* Jika dipecah (dibagi) nilainya tetap (tidak berkurang).
* Tahan lama.
Akan tetapi uang emas dan perak tersebut memiliki kelemahan, yaitu:
* Jumlahnya sangat terbatas.
* Kandungan emas tiap daerah tidak sama,
d) Masa uang kertas
Semakin lama, perkebangan ekonomi semakin pesat sehingga akan merepotkan jika akan menggunakan uang logam untuk transaksi besar (akan berat dan repot). Untuk itu, pemilik emas dan perak menitipkannya di lembaga yang melayani penitipan emas dan perak, dan menggunakan surat bukti penyimpanannya untuk bertransaksi. Akhirnya, lembaga tersebut beralih fungsi menjadi bank dan surat bukti penyimpanan tersebut dihilangkan dan diganti menjadi uang kertas.
- Syarat-syarat uang
* Dapat diterima masyarakat umum.
* Mudah disimpan dan nilainya tetap.
* Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai.
* Mudah dibawa ke mana-mana.
* Jumlahnya terbatas sehingga tetap berharga.
* Ada jaminan dari lembaga yang mengeluarkannya.
- Jenis-jenis uang
Add caption |
* Uang logam, jika uang tersebut terbuat dari logam.
* Uang kertas, jika uang tersebut dibuat dari kertas khusus.
2. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya:
* Uang kartal, yaitu uang yang dikeluarkan oleh suatu negara berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Uang kartal di negara kita berupa uang logam dan uang kertas.
* Uang giral, yaitu uang yang disimpan di rekening bank dan sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai alat pembayaran melalui cek, giro, bilyet, atau perintah pembayaran.