Anak-anak
belum memahami konsep negosiasi dan kompromi. Saat emosinya memuncak,
anak cenderung melampiaskannya secara fisik. Makanya, tak heran jika
anak lebih memilih untuk bertengkar secara fisik ketimbang adu mulut.
Anda juga bisa kok, meredakan pertengkaran antara si kakak dan si adik
lewat beberapa taktik di bawah ini.
1. Ruang kontemplasi
Saat anak bertengkar, segera pisahkan keduanya dalam dua kamar terpisah.
Biarkan mereka meredakan emosi masing-masing hingga merasa tenang. Saat
emosi reda, minta keduanya untuk duduk dan mendiskusikan masalahnya
bersama Anda. Jadilah mediator bagi anak. Dengan begini, anak akan
belajar untuk menenangkan emosi sekaligus berdiskusi dengan kepala
dingin.
2. Biarkan si kecil bosan
Jika si kakak dan si adik bertengkar saat bermain bersama, pisahkan
keduanya dalam dua ruangan berbeda, namun jangan biarkan keduanya
menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan komputer.
Biarkan mereka merasa bosan dan kesepian, hingga emosi lunak dengan
sendirinya, dan keduanya siap untuk berdamai dan bermain bersama lagi.
3. Ada luka, ada denda
Saat anak bertengkar hingga timbul luka-luka di tubuh, berikan hukuman
atau denda. Sanksi bisa berupa pekerjaan rumah, seperti menyapu atau
mengepel ruang tamu, bisa juga dengan memungut denda berupa uang.
Sediakan toples mungil sebagai tempatnya menaruh uang denda. Saat toples
telah penuh, ajak si kecil untuk menyumbangkan uang dalam toples pada
anak jalanan atau rumah ibadah.
Penting untuk diingat, anak yang
melakukan kekerasan pada anak lain tak berarti dirinya yang memulai
pertengkaran. Selalu ada kemungkinan si kecil melakukannya sebagai
pembelaan diri. Jadi, selidiki akar masalahnya dulu .
Sumber: http://javascrub.blogspot.com/2012/02/cara-mengatasi-anak-yang-sering.html