Bagian
paling menarik dari Bulan serta kerap jadi pertanyaan adalah sisi
paling gelapnya yang sulit dilihat. Bagian ini tertutup bayangan
permanen, selalu gelap, dan tidak pernah memantulkan cahaya Matahari.
Teleskop
dan satelit tidak punya cara untuk membayangkan wilayah di balik
bayangan permanen Bulan itu bila menggunakan pencahayaan biasa.
Sekarang, para peneliti antariksa telah menggunakan metode yang lebih
taktis untuk melihat apa yang tersembunyi di sana.
Dilansir
Msnbc, Jumat (20/1/2012), wilayah yang selalu gelap tersebut terletak
di kutub Bulan, dan umumnya berada jauh di dalam kawah yang tak dapat
dijangkau cahaya Matahari. Para peneliti ternyata menemukan kemungkinan
adanya kandungan air beku di sana.
"Ketimbang
menggunakan cahaya Matahari yang dipantulkan lurus ke kawah, kami
memilih rute tidak langsung," kata co-author penelitian Kurt Retherford,
peneliti senior dari Southwest Research Institute di San Antonio.
Untuk
melihat wilayah ini, para peneliti menggunakan cahaya yang dipantulkan
dari atom hidrogen. Atom hidrogen yang mengambang di seluruh jagad raya
tersebut, menyebar ke segala arah, bahkan dapat menjangkau wilayah
tersembunyi di balik bayangan Bulan. Data baru yang mereka temukan
menunjukkan tertutup bayangan itu memiliki lyman alpha emission yang
lebih gelap ketimbang wilayah lainnya.
"Penjelasan
terbaik kami tentang perbedaan pantulan di kutub Bulan adalah karena
permukaannya lebih gembur dan pulen. Bentuknya seperti bubuk atau
sejenis tepung," kata Retherford.
Penyebabnya
bisa saja karena partikel kecil air beku bergerak keluar masuk dari
butiran lumpur, dan menghasilkan lubang pada butiran-butiran tersebut
sehingga menciptakan tekstur yang gembur. Penelitian tersebut
mengindikasikan kehadiran sekira dua persen air pada lumpur di wilayah
berbayang, sedangkan pada wilayah yang terkena sinar Matahari hanya 0,5
persen saja.
"Anda
akan mengharapkan wilayah yang tertutup bayangan permanen ini, memiliki
lebih banyak lagi ketimbang yang telah kita lihat dari luar,"
tandasnya.
"Suatu
hari, ketika astronot pergi ke wilayah ini, kita perlu indra yang lebih
tajam untuk merasakan apa yang akan mereka lihat. Pengukuran air yang
sebelumnya dilakukan berkaitan dengan air yang jauh di balik permukaan.
Namun kami benar-benar berurusan dengan apa yang nampak di permukaan,
yaitu akan adanya air yang lebih mudah diakses astronot di masa depan,"
tambahnya.