Pages

Deteksi Kanker Melalui ASI

Share and Enjoy! :

Ternyata kini ada cara mudah untuk dapat meneteksi adanya kanker payudara sejak dini, yakni melalui Air Susu Ibu (ASI). Seperti banyak terjadi bahwa biasanya para penderita kanker baru mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker setelah penyakit tersebut parah. Pendeteksian dini kanker payudara melalui cara ini dikembangkan oleh para ilmuwan Universitas Massachusetts, Amherst.  
Seperti dilakukan ilmuwan Universitas Massachusetts, Amherst, yang melakukan studi untuk melihat tingkat risiko kanker payudara melalui air susu ibu.
“Kandungan sel dalam air susu ibu lebih mudah dites apakah mengandung gen yang berhubungan dengan kanker payudara,” kata salah satu ilmuwan, seperti dikutip dari laman Daily Mail. “Ini cara simpel dan murah untuk mengetahui risiko terkena kanker payudara.”
Setidaknya satu dari setiap delapan wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Jumlah ini meningkat 50 persen pada kelompok wanita usia 25 tahun ke atas. Meski paling akrab dengan wanita usia 50-an tahun, penyakit ini juga diperkirakan menyerang satu dari setiap lima wanita usia muda.
Selama ini, deteksi kanker payudara mengandalkan mamogram. Hanya, cara ini seringkali sulit untuk mendeteksi risiko kanker pada wanita usia muda. Sebab, mamogram tidak selalu berhasil mendeteksi sel kanker pada wanita yang belum menopause.
Dalam penelitiannya, para ilmuwan mengumpulkan sampel air susu dari 250 wanita yang telah melakukan biopsi untuk melihat pertumbuhan sel kanker payudara. Berdasar uji DNA air susu ibu, mereka menemukan bahwa gen air susu wanita pengidap kanker payudara memiliki karakter khas terkait penyakitnya.
Pimpinan penelitian, Dr Kathleen Arcaro mengatakan, meski masih membutuhkan penelitian lanjutan, hasil ini sudah cukup menjadi bukti bahwa air susu ibu dapat dijadikan media untuk mendeteksi kanker payudara. Dia berharap, nantinya para wanita yang melahirkan bayi bisa langsung menjalani tes air susu ibu.
Di Inggris, kanker payudara diperkirakan menyerang 48 ribu wanita per tahun. Selain genetik, penyakit ini juga berkaitan erat dengan pelaku gaya hidup buruk seperti perokok, penderita obesitas, dan peminum alkohol. (vivanewscom)