Kemunculan Dinasti Al-Murabitun yang berawal dari suatu gerakan keagamaan juga mendorong kemajuan dalam bidang ilmu agama.
Peradaban Islam juga sempat mencapai kejayaan di bawah pemerintahan
Dinasti Al-Murabitun atau Almoravids yang berkuasa pada awal abad ke-11 M
hingga pertengahan abad ke-12 M. Akan tetapi, tidak banyak sumber
sejarah yang mengungkapkan mengenai kemajuan peradaban umat Islam di era dinasti itu mengingat masa kekuasaannya terbilang singkat.
Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa kejayaan umat Islam
pada masa itu terutama dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan. Para
ahli sejarah menyebutkan pada masa pemerintahan Dinasti Al-Murabitun
berbagai bidang ilmu pengetahuan dikembangkan oleh kaum Muslimin dari
berbagai aspek, seperti ilmu bahasa, kedokteran, pertanian, seni,
geografi, astronomi, dan ilmu filsafat yang mendapatkan banyak kritik
dari para ulama pada masa itu.
Kemunculan Dinasti Al-Murabitun yang berawal dari suatu gerakan
keagamaan juga mendorong kemajuan dalam bidang ilmu agama. Berbagai
cabang ilmu agama, seperti fikih, hadis, dan tafsir, berkembang pesat
pada masa itu. Perkembangan yang pesat ini pada dasarnya bertujuan untuk
memberantas berbagai penyimpangan ajaran agama.
Karenanya, tak mengherankan jika ribat ataupun masjid memiliki peran
yang menonjol sebagai pusat pendidikan pada masa itu. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang pesat pada masa Almoravid tersebut pada akhirnya telah
melahirkan para ilmuwan maupun ulama yang sangat andal di bidangnya
masing-masing.
Kemajuan yang dicapai kaum muslimin di zaman Dinasti al-Murabitun juga
bisa dilihat dalam bidang seni arsitektur. Jejak-jejak peninggalan
Dinasti Al-Murabitun dalam bidang arsitektur hingga saat ini masih bisa
disaksikan di kota Marakesh, Maroko.
Di kota yang pernah menjadi ibu kota pemerintahan Dinasti Al-Murabitun
pada abad ke-11 M ini terdapat banyak peninggalan sejarah masa lalu, dan
salah satunya adalah peninggalan dinasti itu. Jejak-jejak kejayaan
Almoravid di masa lalu dapat ditemukan di pasar tradisional yang
menonjolkan nuansa budaya Arab-Berber.
Selain itu, sisa-sisa kejayaan tersebut dapat dilihat juga dari gerbang
kota yang kokoh yang dilengkapi dengan pintu besi serta menara yang
terbuat dari batu bata merah. Sejumlah bangunan kuno pun masih
terpelihara utuh seperti Masjid Koutoubia, gerbang tua Babul Aquino, dan
pasar kota (Souqul Madina).