Di kawasan asia telah banyak beredar restoran cepat saji ala barat. Sehingga meningkatkan risiko seseorang untuk terkena diabetes dan jantung koroner lebih tinggi jika sering mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food.
“Mereka yang mengkonsumsi makanan cepat saji ala Barat lebih besar
kemungkinan terkena diabetes tipe 2,” kata pemimpin penelitian, dr
Andrew Odegaard, dari University of Minnesota School of Public Health,
Minneapolis.
Ia menyatakan salah satu sebabnya adalah trans-fatty acid yang tidak
pernah diatur di negara-negara Asia. Ada dokumentasi menyebutkan bahwa
lemak yang berbahaya bagi Kesehatan ini tetap disediakan oleh produsen makanan cepat saji di luar Amerika.
Konsumsi makanan cepat saji ala Barat, termasuk McDonald, Burger King,
dan KFC, telah dengan cepat meluas di negara berkembang di seluruh
dunia. Ada kekhawatiran di antara para ahli Kesehatan
bahwa diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan sindrom metabolik,
terjadi bersama dengan peningkatan kejadian penyakit jantung koroner.
Selama ini, kata Odegaard, penelitian yang langsung menghubungkan konsumsi makanan cepat saji dengan Kesehatan sangat terbatas. Otoritas Kesehatan
Singapura memberikan Odegaard dan rekan kesempatan untuk mempelajari
kejadian diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner di antara 52.584
pengidapnya, antara 1993 dan 1998. Untuk mortalitas penyakit jantung
koroner, kematian yang tercatat hingga akhir 2009 sebanyak 1.397 orang.
Secara keseluruhan, orang yang makan di restoran cepat saji dua kali per
minggu atau lebih memiliki risiko meningkat secara signifikan dari
diabetes dan kematian akibat penyakit jantung koroner.
Meskipun para peneliti menyatakan bahwa trans-fatty acid mungkin salah
satu alasan bagi peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung
koroner, itu hanya hipotesis pada tahap ini. Peningkatan konsumsi
makanan cepat saji mungkin hanya menjadi penanda menonjol dari pola
makan dan gaya hidup yang buruk dan bukan dalam kaitan sebab-akibat.